Senin, 02 November 2009

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KANKER SERVIKS

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KANKER SERVIKS



Definisi:
Kanker serviks adalah penyakit akibat tuor ganas pada mulut rahim karena adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya. Proses keganasan menyebabkan jaringan di sekitarnya tidak dapat menjalankan fungsinya, kondisi ini juga disertai dengan adanya perdarahan dan pengeluaran cairan vagina yang abnormal.

Etiologi
Penyebab pasti masih belum diketahui namun terdapat beberapa faktor yang berhubungan erat dengan kanker serviks; aktivitas seksual dini, pasangan seksual dua atau lebih/berganti-ganti, infeksi virus Human Papilloma Virus, penggunaan estrogen berlebihan, hygiene genitalia yang buruk, merokok, lingkungan yang terpajan zat karsinogenik dan status sosial ekonomi yang rendah.

Patofisiologi
Proses perkembangan kanker serviks berjalan lambat, diawali dengan adanya perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi progressif. Displasia ini dapat muncul bila ada aktifitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan keseimbangan hormonal. Pada jangka waktu sekitar 10 tahun perkembangan menjadi bentuk preinvasif dan kemudian menjadi invasif pada stroma serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofilik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks. Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan sekitar serviks dan kemudian ke rektum dan vesika urinaria. Kanker serviks juga dapat meluas ke segmen bawah uterus dan kavum uteri.

Manifestasi Klinis
Fluor albus (keputihan) meruakan gejala yang paling sring ditemukan. Cairan sekret vagina berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Perdarahan terjadi pasca senggama atau pada saat pemeriksaan dalam, kemudian nyeri juga dirasakan pada daerah ekstremitas bawah dan lumbal.
Pengkajian Keperawatan
1. Keluhan pasien
Pasien dengan stadium awal tidak merasakan keluhan yang mengganggu, tapi pada tahap lanjut, paienn datang dengan keluhan perdarahan, keputihan dan merasa nyeri di area servikal
2.Riwayat kebidanan
Paritas, riwayat penggunaan kontrasepsi, riwayat abortus, riwayat infeksi nifas, kelainan menstruasi, perdarahan setelah aktifitas, perdarahan pasca senggama
3. Kondisi sosial ekonomi
Status sosial ekonomi, riwayat pekerjaan, kualitas dan kuantitas makanan, personal hygiene terutama daerah urogenitalia
4.Pemeriksaan penunjang
Sitologi dengan pemeriksaan pap smear, kolposkopi, servikografi, pemeriksaan visual langsung dan gineskopi.

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
a. Kecemasan berhubungan dengan diagnosa penyakit kanker servik yang sudah progressif.
 Pertahankan komunikasi terbuka.
 Jelaskan prosedur, intervensi, dan tindakan, efek samping dan hasil
 Sikap optimistik.
 Beri kesempatan mengungkapkan kecemasan, rasa takut.
 Ajarkan teknik relaksasi mengurangi kecemasan.

b. Tidak efektifnya koping individu dan keluarga berhubungan dengan penyakit yang diderita, diagnosa dan prognosa penyakit, perubahan gaya hidup, serta perubahan peran dan fungsi.
 Kaji kemampuan pasien dan keluarga untuk mengatasi kondisi pasien
 Libatkan keluarga dalam perencanaan intervensi.
 Kaji koping yang selama ini digunakan dalam mengatasi masalah
 Bantu untuk menemukan koping baru yang positif
 Dorong diskusi terbuka antara pasien dan keluarga tentang masalah mereka,
ketakutan,kecemasan dan pertanyaan dengan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti.
 Jawab pertanyaan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien dan
keluarga.
 Bila memungkinkan libatkan pasien lain dengan membentuk support group.

c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa pada pembuluh darah disekitar organ-organ yang lain sebagai akibat penyakit
 Kaji tingkat nyeri menggunakan skala 0 -10,evaluasi karakteristik,durasi dan
frekwensi nyeri, monitor TTV, indikasi peningkatan nyeriseperti berkeringat,
meringis,menangis.
 Catat pengalaman yang lalu tentang nyeri cara menanggulanginya.
 Ajari cara-cara menurun kan nyeri dengan metode non farmakologik seperti
tarik napas dalam, membayangkan hal-hal yang indah dan
menyenangkan,membaca buku,mendengarkan musik, dan mengajak bercerita
tentang masalah yang disenangi oleh pasien.
 Kolaborasi dngan dokter pemberian analgesik.

d. Gangguan body image berhubungan dengan eksisi pembedahan, kerusakan bagian ginekologi(histerektomi).
 Beri waktu untuk membiasakan diri dan ijinkan untuk mengekspresikan
penyangkalannya
 Gali potensi positif yang dimiliki oleh pasien,
 Anjurkan untuk memaksimalkan potensi, danmeminimal kelemahan
 Jelaskan miskonsepsi tentang kondisinya dan berikan feedback yang relevan.
 Dukung pasien untuk bergabung dengan pasien lain untuk dapat berbagi rasa.
 Pasien yang telah dilakukan histerektomi kolaborasikan dengan dokter untuk
pemberian replacement therapy.

e. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penyakit kanker yang sudah stadium lanjut, anoreksia.
 Dokumentasikan BB, TB, TTV, dan status nutrisi saat ini.
 Evaluasi asupan intake dan output.
 Evaluasi integritas kulit pasien.
 Tingkatkan asupan nutrisi dengan makanan tinggi kalori, tinggi protein,
makan sedikit tapi sering,
 Anjurkan untuk menyiapkan makanan kesukaan jika tidak ada pantangan.
 Kolaborasi pemberian cairan intravena untuk hidrasi

f. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari (ADL) berhubungan dengan kondisi pasien yang lemah, penatalaksanaan keperawatan pasien bedrest total.
 Bantu kebutuhan yang tidak dapat dilakukan klien, seperti membantu
kebersihan diri, makan, minum.
 Bantu memenuhi kebutuhan eliminasi (BAB, dan BAK)
 Bantu pemenuhan perawatan kebersihan diri
 Fasilitasi pemenuhan aktivitas seperti membaca, menulis atau kebutuhan
mendengarkan musik di tempat tidur.
 Melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien.

g. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan invasif, daya tahan tubuh yang lemah dan menurun.
 Jaga kebersihan pasien dan peralatan yang digunakan.
 Minimalkan tindakan yang memungkinkan terjadinya infeksi seperti tindakan
invasif.
 Tingkatkan asupan makanan yang bergisi.
 Anjurkan pasien banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi. Istirahat dan
kebutuhan tidur yang cukup.
 Jelaskan kondisi klien yang berisiko untuk infeksi Jelaskan kondisi klien yang
berisiko untuk infeksi
 Pertahankan sterilitas setiap melakukan tindakan pada pasien














RENCANA KEPERAWATAN
PADA KLIEN CA SERVIKS DI ZONE A LT.2 RSCM JAKARTA


Nama : Diagnosa Medis :
Umur : No Rekam Medis :
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Rencana Tindakan
Kecemasan berhubungan dengan diagnosa penyakit kanker servik yang sudah progressif.













Tidak efektifnya koping individu dan keluarga berhubungan dengan penyakit yang diderita, diagnosa dan prognosa penyakit, perubahan gaya hidup, serta perubahan peran dan fungsi.


























Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan pada pembuluh darah disekitar organ-organ lain sebagai akibat penyakit
























Gangguan body image berhubungan dengan eksisi pembedahan, kerusakan bagian ginekologi(histerektomi).






















Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubung dengan penyakit kanker yang sudah stadium lanjut, anoreksia,mual, muntah

















Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari (ADL) berhubungan dengan kondisi pasien yanglemah, pasien bedrest total.


















Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan invasif, daya tahan tubuh yang lemah dan menurun

Tujuan jangka panjang (tupan) : Cemas hilang berkurang

Tujuan jangka pendek (tupen) : lebih kurang 2 hr cemas berkurang ditandai dengan pasien mengatakan mengerti keadaannya. Dan dapat Mengungkapkan perasaannya.





Tupan: pasien dan keluarga dapat menemukan koping yang positif, dan menerima realita yang dialami oleh pasien.
Tupen : Pasien dan keluarga setelah 3 kali pertemuan dapat menemukan koping yg positif dalam menghadapi masalah






















Tupan : Rasa nyeri dapat berkurang/diminimalkan atau dihilangkan.

Tupen : Dalam satu hari pasien mengatakan nyeri berkurang dengan menunjukkan skala. Pasien dapat mempraktekkan cara menanggulangi nyeri nonfarmakologi yang telah diajarkan.

















Tupan: Pasien dapat menerima body image dengan keadaannya saat
ini
Tupen : Setelah 3 kali pertemuan pasien dapat menerima keadaannya dengan berjanji akan memaksimalkan potensi yg dimiliki,dan me minimal kekurangan















Tupan : kebutuhan nutrisi dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan.
Tupen : Pasien dapat menghabiskan porsi makan yang tersedia,mual, muntah tidak terjadi















Tupan :Pasien dapat memenuhi kebutuhan ADL tanpa dibantu orang lain.
Tupen : Selama perawatan di RS kebutuhan ADL klien terpenuhi dengan bantuan perawat dan keluarga.















Tujuan : Infeksi tidak terjadi/dapat dihindari
Tupen : Selama dalam perawatan pasien tidak terdapat adanya tanda-tanda infeksi
















□ Pertahankan komunikasi terbuka.
□ Jelaskan prosedur, intervensi, dan tindakan, efek samping dan hasil
□ Sikap optimistik.
□ Beri kesempatan mengungkapkan kecemasan, rasa takut.
□ Ajarkan teknik relaksasi mengurangi kecemasan.



□ Kaji kemampuan pasien dan keluarga untuk mengatasi kondisi pasien
□ Libatkan keluarga dalam perencanaan intervensi.
□ Kaji koping yang selama ini digunakan dalam mengatasi masalah
□ Bantu untuk menemukan koping baru yang positif
□ Dorong diskusi terbuka antara pasien dan keluarga tentang masalah mereka, ketakutan,kecemasan dan pertanyaan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
□ Jawab pertanyaan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien dan keluarga.
□ Bila memungkinkan libatkan pasien lain dengan membentuk support group.






□ Kaji tingkat nyeri menggunakan skala 0 -10,evaluasi karakteristik,durasi dan frekwensi nyeri, monitor TTV, indikasi peningkatan nyeriseperti berkeringat, meringis,menangis. b.Catat pengalaman yang lalu tentang nyeri cara menanggulanginya.
□ Ajari cara-cara menurun kan nyeri dengan metode non farmakologik seperti tarik napas dalam, membayangkan hal-hal yang indah dan menyenangkan,membaca buku,mendengarkan musik, dan mengajak bercerita tentang masalah yang disenangi oleh pasien.
□ Kolaborasi dngan dokter pemberian analgesik.



□ Beri waktu untuk membiasakan diri dan ijinkan untuk mengek spresikan enyangkalannya
□ Gali potensi positif yang dimiliki oleh pasien,
□ Anjurkan untuk memaksimalkan potensi, danmeminimal kelemahan
□ Jelaskan miskonsepsi tentang kondisinya dan berikan feedback yang relevan.
□ Dukung pasien untuk bergabung dengan pasien lain untuk dapat berbagi rasa.
□ Pasien yang telah dilakukan histerektomi kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian replacement therapy.



□ Dokumentasikan BB, TB, TTV, dan status nutrisi saat ini.
□ Evaluasi asupan intake dan output.
□ Evaluasi integritas kulit pasien.
□ Tingkatkan asupan nutrisi dengan makanan tinggi kalori, tinggi protein, makan sedikit tapi sering,
□ Anjurkan untuk menyiapkan makanan kesukaan jika tidak ada pantangan.
□ Kolaborasi pemberian cairan intravena untuk hidrasi



□ Bantu kebutuhan yang tidak dapat dilakukan klien, seperti membantu kebersihan diri, makan, minum.
□ Bantu memenuhi kebutuhan eliminasi (BAB, dan BAK)
□ Bantu pemenuhan perawatan kebersihan diri
□ Fasilitasi pemenuhan aktivitas seperti membaca, menulis atau kebutuhan mendengarkan musik di tempat tidur.
□ Melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien.

□ Jaga kebersihan pasien dan peralatan yang digunakan.
□ Minimalkan tindakan yang memungkinkan terjadinya infeksi seperti tindakan invasif.
□ Tingkatkan asupan makanan yang bergisi.
□ Anjurkan pasien banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi. Istirahat dan kebutuhan tidur yang cukup.
□ Jelaskan kondisi klien yang berisiko untuk infeksi Jelaskan kondisi klien yang berisiko untuk infeksi
□ Pertahankan sterilitas setiap melakukan tindakan pada pasien

Tidak ada komentar:

Posting Komentar